Self Harm/ Self Injuries
Ketika sedang merasa marah, frustasi serta kepedihan emosi lain, ada dorongan yang sangat kuat untuk mengambil pisau kemudian melukai lengannya sendiri hingga berdarah-darah. Sesudahnya, emosinya seolah-olah kembali mereda. mengerikan bukan?
Penyimpangan psikologis yang satu ini dikatakan sebagai penyimpangan yang berbahaya. karena pelaku kebiasaan ini dengan sengaja melukai diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi rasa sakit emosi, amarah, dan frustasi. Biasanya kepedihan emosi yang mereka rasakan sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata.
Orang yang suka melukai diri cenderung bertindak secara sembunyi-sembunyi karena sangat malu pada kebiasaannya. Mereka pintar menyembunyikan bekas lukanya agar tidak ada yang tahu, karena mereka tidak bermaksud memanfaatkan luka atau memar untuk mencari perhatian.
Namun, ada seseorang yang dulu memiliki kebiasaan ini mengakui bahwa ia sering berharap ada yang menyadari bekas lukanya agar kebiasaannya bisa segera ketahuan dan cepat mendapat bantuan.
Orang yang suka menyakiti diri hampir pasti memiliki jejak atau tanda di tubuhnya, dan dapat juga dikenali dari perilakunya. Biasanya terdiri dari:
- Ada bekas luka, seperti luka sayatan atau luka bakar
- Terdapat luka, goresan/cakaran, atau memar yang masih baru
- Menderita patah tulang
- Menyimpan atau memegang benda tajam di tangan
- Sering mengenakan baju berlengan panjang dan celana panjang, bahkan ketika cuaca panas
- Mengaku sering mengalami kecelakaan atau terjatuh
- Menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menyendiri
- Kesulitan dalam memperdalam hubungan antar pribadi
- Sering mempertanyakan identitas diri, misalnya “Siapa saya?” atau “Apa yang saya lakukan di sini?”
- Emosional dan tidak dapat diprediksi perilakunya
- Sering menyatakan bahwa dirinya tidak berdaya, putus asa atau tidak berharga
Jika Anda merasa ada orang terdekat atau anggota keluarga yang dicurigai memiliki kebiasaan melukai diri, sebaiknya dekati dia dengan lembut dan bantu dia untuk mencari bantuan. Anda dapat menjadi tempat curhat baginya agar dia tidak perlu menyakiti diri sendiri untuk menenangkan emosinya.
Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda, terima kasih telah membaca dan ditunggu komentarnya.
Baca juga : Jadilah Seorang Pengambil Resiko
0 komentar:
Posting Komentar